Suarasindo.com - PEKANBARU | Dua pasang calon Gubernur Riau dan calon Wakil Gubernur Riau telah siap berlayar di Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) usai berhasil mengumpulkan dukungan dari partai-partai koalisi.
Mereka adalah pasangan Syamsuar-Mawardi Saleh yang mengantongi dukungan partai Golkar dan PKS, serta pasangan M Nasir-Wardan yang didukung oleh partai Demokrat, PPP, dan Gerindra.
Golkar diketahui memiliki 10 kursi di DPRD Riau dan PKS 10 kursi sehingga total kursi pendukung mereka adalah 20 kursi.
Kemudian partai Demokrat yang memiliki 8 kursi di DPRD Riau sudah terlebih dahulu memberikan rekomendasi kepada M Nasir dan Wardan, dilanjutkan oleh PPP yang memiliki 1 kursi dan Gerindra dengan 8 kursi sehingga total pendukung Nasir-Wardan adalah 17 kursi.
Dua pasangan calon itu sudah bisa mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau karena telah memenuhi syarat minimal dukungan 13 kursi di DPRD Riau hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) lalu.
Namun masih ada dua bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau yang belum mencukupi jumlah kursi yaitu pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto dan Edy Natar-Nasution.
Abdul Wahid diketahui sudah mengantongi dukungan dari partainya, yaitu PKB, yang memiliki 6 kursi.
Kemudian Edy Natar Nasution merupakan kader Nasdem. Namun Nasdem yang memiliki 6 kursi hingga kini belum memberikan dukungan secara resmi.
Selain itu masih ada partai PDIP yang memiliki 11 kursi dan PAN dengan 5 kursinya juga belum menentukan pilihan.
Tim Penjaringan Kepala Daerah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Riau, Makmur Kasim, mengatakan bahwa PAN sampai saat ini masih belum memutuskan pada siapa dukungan akan diberikan.
Namun ia tak menampik bahwa PAN lebih condong mendukung Syamsuar yang masih menduduki peringkat survei elektabilitas tertinggi di berbagai lembaga.
"Soal akan mendukung Syamsuar-Mawardi saat ini dalam proses, kemungkinan ke Syamsuar tapi DPP yang menentukan," kata Makmur, Jumat (26/7/2024).
Jika PAN akhirnya memutuskan bergabung dengan kubu Syamsuar-Mawardi, artinya pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto dan Edy Natar-Harris hanya bisa berharap dukungan dari PDIP.
Mengingat Abdul Wahid hanya didukung PKB dengan jumlah 6 kursi, jika ditambah dengan PDIP akan menjadi 17 kursi. Namun kemungkinan yang sama juga dimiliki oleh Nasdem.
Sementara itu menurut berbagai pengamat politik dari perguruan-perguruan tinggi di Riau, pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto masih belum sepakat siapa yang akan menjadi gubernur.
Jauh-jauh hari Abdul Wahid sudah menegaskan bahwa ia lebih memilih kembali ke DPR RI daripada menjadi Wakil Gubernur. Sementara SF Hariyanto yang kini merupakan Penjabat (Pj) Gubernur Riau disebut enggan pula untuk "turun level" menjadi wakil gubernur.
Menurut pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) doktor Aidil Haris, elektabilitas SF Hariyanto juga tak menjanjikan.
"Beliau memang populer tapi di kalangan birokrat saja. Sementara di masyarakat biasa, tidak ada yang kenal. Kalaupun ASN, birokrat-birokrat, memilih dia, berapa persen lah jumlah ASN di Riau ini?" kata dia pada halloriau.com beberapa waktu lalu.
Melihat situasi ini, posisi Abdul Wahid-SF Hariyanto semakin sulit.
Hanya saja, tambah Aidil, dinamika politik pada Pilgubri 2024 masih sangat dinamis dan masih bisa berubah hingga dibukanya pendaftaran di KPU pada 27-29 Agustus 2024 mendatang.(SHI GROUP)
Editor : Kezia
Penulis :Penulis